ANJING KURAP, KAPAL PESIAR, PILIH MANA ?

Sebagai pengusaha minyak di Texas, Amerika Serikat, harusnya pria itu sudah merasakan hidup yang sempurna. Jika kita berbicara dengannya, dia pasti memain-mainkan jarinya pada kancing emas di lengan jas berbahan kasmir yang dikenakannya. Obrolannya berkisar tentang dua mainannya, yaitu pesawat dan kapal, yang sudah tentu bukan kapal-kapalan, melainkan kapal pesiar dengan panjang 52 kaki. Bukan pula pesawat plastik tetapi pesawat turboprop berpenumpang delapan orang. Begitulah mainan orang yang sangat-sangat kaya itu !

Namun, nafsu untuk terus memiliki barang-barang mewah tidak pernah berhenti. Pengusaha itu bekerja lebih keras lagi guna memburu kekayaan materi lainnya, Sungguh aneh, setiap kali mendapatkan barang mewah baru, dia hanya merasakan kesenangan sesaat, kemudian gelisah kembali. Ada hasrat ingin mendapatkan benda-benda lainnya karena dia diliputi ketakutan, takut tidak berkecukupan.

Dia merasa tidak puas dan ingin terus mengoleksi intan permata, emas perak, pesawat canggih, kapal mewah, istana megah yang memberinya kesenangan sesaat. Akibat stres memburu kekayaan materi itu, rumah tangganya berantakan, istrinya minta cerai, dan anaknya tak jelas nasibnya. Kondisi porak-poranda itu membuatnya semakin tertekan dan nyaris gila.

Syukurlah dia menyadari bahwa jiwanya tertekan dan mengambil keputusan yang tepat dengan menemui seorang psikiater. “Tolonglah, aku hampir gila, Aku tak kunjung bahagia, Uang banyak dan bisnis sukses justru semakin membuat hidupku tidak tenteram,” keluhnya.

Begitulah nasib orang yang terkenal karena kekayaannya itu. Dia tidak pernah puas dengan harta benda yang sudah dimilikinya, terlebih orang-orang selalu menilainya dengan standar materi.
Psikiater yang sudah sering mendapatkan masalah serupa itu berkomentar, “ Uang hanya mengikatmu dan tidak akan memberimu kebahagiaan.”

Kesenangan itu bersifat temporer, nikmatnya sementara saja lalu bisa berganti menjadi racun diri, Sedangkan kebahagiaan itu abadi, berlangsung selamanya, tidak pernah meracuni diri, melainkan membawa ketenteraman.
Lalu si psikiater memberikan obatnya, “Untuk mengembalikan kebahagiaanmu, lakukanlah pekerjaan yang tidak akan membuatmu kaya dan tidak pula membuatmu terkenal !”

Setelah dipikir-pikir, pengusaha minyak itu menemukan pekerjaan yang tidak mungkin membuatnya kaya dan tidak pula terkenal, yaitu merawat anjing-anjing kurap yang telantar di jalanan. Hanya semangat ingin merasakan kebahagiaan sejati yang membuatnya kuat mengerjakan hal yang sangat merepotkan itu.

Maka pria itu mulai memunguti anjing-anjing kurap di jalanan, membersihkan dan memandikannya, memberikan obat dan merawat dengan baik. Setelah anjing itu sembuh, pria itu berusaha keras mencarikan orang yang bersedia merawatnya. Betul-betul pekerjaan yang tidak mudah!

Semula, hampir saja pria itu menyerah. Dia tidak mempermasalahkan uang yang dihabiskan untuk merawat anjing-anjing itu. Tetapi merawat anjing kurap sungguh pekerjaan yang membutuhkan KESABARAN.Hampir saja dia berhenti, namun nasihat si psikiater membuatnya bertahan dan terus merawat anjing-anjing tak bertuan itu.

Usahanya untuk BERSABAR itu tak sia-sia, Lambat laun muncul perubahan pada dirinya, pria itu menjadi lebih penyayang, perhatian, memiliki cinta kasih, dan yang paling mengagumkan untuk pertama kali dia merasa sangat bahagia. Dia dapat tersenyum lepas tanpa merasa tertekan. Teman-temannya yang dulu menjauh mulai mendekat dan akrab, anak dan istrinya pun kembali ke pelukannya.

Pengusaha minyak itu mendapatkan hikmah bahwa mengasihi makhluk Allah, baik itu hewan, tumbuhan, apalagi manusia dengan penuh KESABARAN itu akan mendatangkan kebahagiaan dan keberkahan hidup. Kini dia tidak lagi mementingkan kekayaan materi yang justru merenggut kebahagiaan sejatinya.

Sahabat, Kebahagiaan itu diperoleh dengan mengejar yang hakiki, bukan memburu yang fana. Kebahagiaan lebih mudah diperoleh melalui kepuasan batin, bukan kepuasan indrawi. Kebahagiaan dapat mengumpulkan kembali segala keindahan hidup yang pernah hilang, satu lagi KEBAHAGIAAN akan mudah kita peroleh ketika kita mampu mempertahankan KESABARAN.

“ Sungguh BERBAHAGIALAH orang yang sabar dan mau memaafkan, karena perbuatan semacam itu termasuk perbuatan-perbuatan yang sangat utama.” (QS. As Syura:43)

“Mohon pertolonganlah kamu sekalian dengan sabar dan mengerjakan shalat. Sesungguhnya ALLAH SELALU MENYERTAI orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:153)

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang mampu BERSABAR lah yang dicukupkan PAHALA nya TANPA BATAS.” (QS. Az Zumar:10)

Ya, ternyata KAYA itu penting, tapi ada yang jauh lebih penting yaitu kita MAMPU BERBAGI dan PEDULI, walau kita belum kaya………

Sumber : Ust.Aly, Motivator Ideologis



Ingin Share Artikel ini silahkan klik icon dibawah ini :


0 komentar:

Post a Comment